Senin, 22 Juni 2009

1. Ekonomi Makro

Ilmu ekonomi makro mempelajari variabel-variabel ekonomi secara agregat (keseluruhan). Variabel-variabel tersebut antara lain : pendapatan nasional, kesempatan kerja dan atau pengangguran, jumlah uang beredar, laju inflasi, pertumbuhan ekonomi, maupun neraca pembayaran internasional.

Ilmu ekonomi makro mempelajari masalah-masalah ekonomi utama sebagai berikut :

  • Sejauh mana berbagai sumber daya telah dimanfaatkan di dalam kegiatan ekonomi. Apabila seluruh sumber daya telah dimanfaatkan keadaan ini disebut full employment. Sebaliknya bila masih ada sumber daya yang belum dimanfaatkan berarti perekonomian dalam keadaan under employment atau terdapat pengangguran/belum berada pada posisi kesempatan kerja penuh.
  • Sejauh mana perekonomian dalam keadaan stabil khususnya stabilitas di bidang moneter. Apabila nilai uang cenderung menurun dalam jangka panjang berarti terjadi inflasi. Sebaliknya terjadi deflasi.
  • Sejauh mana perekonomian mengalami pertumbuhan dan pertumbuhan tersebut disertai dengan distribusi pendapatan yang membaik antara pertumbuhan ekonomi dan pemerataan dalam distribusi pendapatan terdapat trade off maksudnya bila yang satu membaik yang lainnya cenderung memburuk.

2. Ekonomi Mikro

Sementara ilmu ekonomi mikro mempelajari variabel-variabel ekonomi dalam lingkup kecil misalnya perusahaan, rumah tangga.

Dalam ekonomi mikro ini dipelajari tentang bagaimana individu menggunakan sumber daya yang dimilikinya sehingga tercapai tingkat kepuasan yang optimum. Secara teori, tiap individu yang melakukan kombinasi konsumsi atau produksi yang optimum bersama dengan individu-individu lain akan menciptakan keseimbangan dalam skala makro dengan asumsi ceteris paribus.

Perbedaan ekonomi mikro dan ekonomi makro

Dilihat dari

Ekonomi Mikro

Ekonomi Makro

Harga

Harga ialah nilai dari suatu komoditas (barang tertentu saja)

Harga adalah nilai dari komoditas secara agregat (keseluruhan)

Unit analisis

Pembahasan tentang kegiatan ekonomi secara individual. Contohnya permintaan dan dan penawaran, perilaku konsumen, perilaku produsen, pasar, penerimaan, biaya dan laba atau rugi perusahaan

Pembahasan tentang kegiatan ekonomisecara keseluruhan. Contohnya pendapatan nasional, pertumbu8han ekonomi, inflasi, pengangguran, investasi dan kebijakan ekonomi.

Tujuan analisis

Lebih memfokuskan pada analisis tentang cara mengalokasikan sumber daya agar dapat dicapai kombinasi yang tepat.

Lebih memfokuskan pada analisis tentang pengaruh kegiatan ekonomi terhadap perekonomian secara keseluruhan

Globalisasi Perekonomian, Keniscayaan “Pasar” Indonesia

Print

E-mail

Written by Hatta Harris Rahman

Oleh Subiakto Tjakrawerdaja

ImageSaat ini Indonesia mulai memaknai kehidupan kenegaraannya dalam fase globalisasi. Satu diantaranya adalah globalisasi ekonomi, yang merupakan proses kegiatan ekonomi dan perdagangan bebas. Negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kesatuan “Pasar” yang terintegrasi tanpa rintangan atau sekat-sekat teritorial wilayah Negara.

Globalisasi menjadi keharusan menolak atau menghapus hambatan bagi arus modal, barang dan jasa. Dan berdasar globalisasi tersebut membuat keterkaitan ekonomi nasional dengan perekonomian internasional menjadi makin erat. Dalam skala nasional, globalisasi adalah peluang pasar internasional bagi produk dalam negeri secara kompetitif. Namun pada sisi tertentu juga peluang masuknya produk-produk global ke dalam pasar domestik.

Dengan derasnya arus modal, barang dan jasa, membawa konsekuensi terhadap perusahan-perusahan internasional yang berproduksi di berbagai Negara yang dipilih. Pertimbangan mendasar bahwa produktivitas yang dilakukan mendapat biaya produksi murah, sebagai akibat upah buruh yang rendah dan tarif bea masuk yang kecil bahkan tidak dikenakan. Pada aspek tertentu dapat menuntut infrastruktur memadai, termasuk iklim usaha dan politik yang kondusif. Negara yang dipilih, seperti Indonesia merupakan lokasi manufaktur global. Sebagai realita globalisasi menuntut kegiatan perdagangan dan persaingan produksi yang begitu ketat, cepat dan “fair”.

David Ricardo dalam teori “Keuntungan Komparatif”-nya menjelaskan bahwa melalui perdagangan dan spesialisasi dapat mengefesiensikan dunia, output dunia menjadi bertambah dan masyarakat akan memperoleh keuntungan dalam bentuk pendapatan yang meningkat, selebihnya akan meningkatkan daya beli bahkan tabungan (saving). Daya beli dan tabungan adalah cermin dari kemakmuran masyarakat dalam suatu Negara.

Alasan yang dikedepankan adalah dengan perdagangan bebas memungkinkan masyarakat dari berbagai negara mengimpor lebih banyak barang dari luar negeri. Hal ini menempatkan konsumen mempunyai banyak pilihan barang yang dibutuhkan dengan harga bersaing (murah) dan barang yang berkualitas.

Bagi Indonesia --disamping keuntungan komparatif di atas, dampak globalisasi perekonomian (termasuk globalisasi perdagangan) diharapkan dapat memperoleh tambahan modal dan alih teknologi yang lebih baik, yaitu melalui “investasi” modal asing dan membanjirnya tenaga ahli terdidik yang berpengalaman. Memang bagi negara berkembang, kebutuhan modal dan tenaga ahli berpengalaman merupakan masalah utama dalam pertumbuhan perekonomiannya.

Namun, dari keuntungan yang diharapkan tersebut, globalisasi perekonomian juga membawa sisi buruk yang perlu dicermati. Sedikitnya terdapat empat aspek, yaitu pada pertumbuhan industri, neraca pembayaran, stabilisasi perbangkan dan pada aspek pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

Aspek pertama, akibat dari globalisasi sebagai sistem perdagangan luar negeri yang bebas. Perkembangan ini menjadikan Negara (Indonesia dan negara berkembang lainnya) tidak dapat lagi menggunakan tarif tinggi sebagai proteksi bagi pertumbuhan industri barunya (infant industry). Disini industri domestik menjadi lambat—bahkan terpuruk, sehingga situasi pasar menjanjikan keuntungan pada industri-industri perusahan multinasional karena didukung oleh permodalan yang besar.

Dampak terhadap neraca pembayaran, lebih disebabkan oleh dua kecenderungan. Pertama adalah kecenderungan globalisasi dari membanjirnya barang-barang impor, sehingga menempatkan produk domestik tidak dapat bersaing dan ekspor menjadi tidak berkembang. Kedua efek globalisasi pada pembayaran netto pendapatan faktor luar negeri yang cenderung defisit. Hal ini akibat dari investasi asing keterkaitan dengan aliran pembayaran keuntungan atau pendapatan “investasi” ke luar negeri.

Aspek stabilisasi perbankan, lebih disebabkan efek globalisasi terhadap aliran investasi “modal” portopolio, yaitu pada partisipasi dana asing ke pasar saham. Dimana “fluctuation” pasar saham berkorelasi terhadap nilai mata uang domestik. Ketidaktetapan di sektor keuangan jelas membawa pengaruh pada stabilitas kegiatan ekonomi nasional.

Sementara aspek keempat, adalah akumulasi dari seluruh aspek di atas. Macetnya sektor industri dalam negeri, buruknya neraca pembayaran dan tidak stabilnya perbankan Indonesia jelas berdampak pada ketidakstabilan pertumbuhan ekonomi. Dan dalam jangka panjang akan mengurangi laju pertumbuhan ekonomi nasional secara keseluruhan.

Dari perkembangan dan tuntutan globalisasi di atas, bagi pertumbuhan perekonomian Indonesia tentu saja menjadi masalah yang secara simultan akan mempengaruhi modal domestik dan produk dalam negeri. Terlebih bila diletakan pada kualitas barang prokduksi dalam negeri yang kurang baik dan beban biaya produksi –-di Indonesia-- yang cukup tinggi.

Realita produk tersebut jelas akan berlanjut pada tingkat persaingan barang produksi “perusahaan” Indonesia menjadi tidak maksimal. Kekalahan kompetitif ini tidak saja disebabkan oleh tingkat kualitas barang yang dihasilan tetapi juga pada harga. Barang produksi luar, disamping harga yang murah dan terjangkau oleh daya beli masyarakat tetapi dibarengi dengan kualitas produksi yang baik. Bahkan kenyataan komparatif tersebut dikuatkan legi oleh “selera-konsumen” masyarakat Indonesia –terutama kelompok elite-- yang cenderung menyukai barang produk impor, sehingga makin memperparah keberadaan barang produksi dalam negeri.

Disinilah globalisasi perekonomian dan perdagangan merupakan keniscayaan bagi perekonomian Indonesia, sehingga membutuhkan pilihan sikap untuk mencermati secara komprehensif. Disamping itu diperlukan sinergisitas dari kelompok kepentingan terkait dalam menentukan pilihan pemberdayaan produksi Indonesia, yaitu antara pemerintah, pelaku usaha Indonesia dan masyarakat. Hal ini tentu dengan mempertimbangkan bahwa 225 juta jumlah penduduk Indonesia adalah pasar domestik yang potensial.

Bagaimana political will pemerintah terkonsentrasi pada kemungkinan pemberdayaan perekonomian nasional, khususnya mengenai kebijakan-kebijakan dalam upaya peningkatan produktivitas usaha mikro, kecil dan menengah. Sedikitnya pada “enam langkah” yang diungkap SBY, Pertama, dengan melakukan pemetaan dunia usaha sebagai pengetahuan dasar potensi keunggulan komparatif dan kompetitif. Dalam hal ini pemerintah membentuk pusat data dan trade house

Kedua, penetapan kebijakan fiskal yang kondusif terhadap iklim usaha, yaitu kemudahan pelayanan pajak dan perolehan kredit. Ketiga, penyediaan bantuan dalam percepatan perkembangan usaha, yaitu pemodalan. Keempat, dorongan dan perlindungan usaha. Seperti pada perkembangan usaha sektor informal sebagai unit penyangga ekonomi masyarakat. Kelima, adalah pengendalian modal asing serta produk impor, mengingat globalisasi perdagangan pada fase tertentu menghancurkan ekonomi dalam negeri.

Keenam, membangun gerakan loyalitas konsumen dalam negeri untuk produksi dalam negeri, pada kemampuan untuk menginformasikan barang-barang produksi domestik. Dalam langkah ini peran para pengusaha lokal meningkatkan kualitas barang produksinya, sekaligus membangun kepercayaan pasar masyarakat.

Sementara pada posisi masyarakat, yaitu tidak lagi sebatas “rela” membentuk selera konsumeristiknya berdasar solidaritas berbangsa, melainkan tumbuh kebanggaan terhadap produk “made in” Indonesia mengingat secara mutu dapat bersaing dengan produk asing. Namun satu hal yang penting untuk dikedepankan adalah “tauladan” kita untuk bersikap mencintai dan membeli produksi Indonesia, sikap sebagai pilihan pada nilai nasionalisme dan kebangkitan ekonomi pribumi, sebagai pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.

(Penulis adalah mantan Menteri Koperasi-UKM dan kini Sekretaris Yayasan Daman

2. Masalah utama dalam perekonomian

Perumbuhan ekonomi
- dapat didefinisikan sebagai perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi masyarakat bertambah.
• Pendapatan nasional dan sebenarnya
- Pendapatan nasional potensial : tingkat pendapatan nasional yang dicapai apabila tenaga kerja sepenuhnya digunakan

Konjungtor (siklus kegiatan perusahaan)
- pergerakan naik turun kegiatan perusahaan2 di dalam jangka panjang disebut konjungtor atau siklus kegiatan perusahaan (business cycle)
- Perekonomian tidak akan selalu berkembang secara teratur, selalu mengalami masa naik dan turun apabilan ekonomi berkembang dengan pesat sehingga menimbulkan kenaikan harga2 adakalnya merosot dari periode sebelumnya.

Masalah pengangguran
- pengangguran adalah suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetap belum mendapatkannya.
- Pengganggur sukarela adalah seorang yang tidak bekerja tapi tidak aktif mencari pekerjaan (Ibu rumah tangga dan anak orank kaya).

1. Sebab berlakunya penganguran
- faktor utama yang menimbulkan pengangguran adalah pengeluaran agregat (perbelanjaan yang akan dilakukan dalam perekonomian pada waktu tertentu pada berbagai tingkat pendapatan negara) yaitu produksi barang dan jasa tidak seimbang dengan permintaan sehingga perusahaan mendapat keuntungan yang kecil atau rugi dan tidak dapat meninggalkan produksi sehingga mengurangi pekerjaan.
- Faktor – faktor lain yang menimbulkan pengangguran adalah menganggur karena ingin mencari kerja yang lebih baik, pengusaha menggunakan peralatan produksi modern sehingga mengurangi penggunaan tenaga kerja dan ketidaksesuaian antara keterampilan pekerja dan keteranpilan yang dibutuhkan oleh perusahaan.

2. akibat buruknya pengangguran
- Secara individu menimbulkan masalah ekonomi dan sosial kepada yang mengalaminya, mengganggu taraf kesehatan keluarga, efek psikologisnya yang buruk pada masyarakat.

• Masalah inflasi
- Inflasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga – harga yang berlaku dalam suatu perekonomian.
- Tingkat inflasi (persentasi pertambahan kenaikan harga) rendah 2-3%, tingkat inflasi moderat 4-10%, inflasi serius diatas 10%.

1. Faktor faktor penyebab inflasi
- tingkat pengeluaran agregat yang melebihi kemampuan perusahaan perusahaan untuk mneghasilkan barang dan jasa (keinginan yang tinggi konsumen untuk mendapatkan barang yang dibutuhkan dengan harga tinggi, sebaliknya perusahaan menahan barang dan menjual dengan harga yang tinggi)
- Pekerja2 di berbagai kegiatan ekonomi menuntut kenaikan upah (menaikan biaya produksi dan mendorong naiknya harga barang)
- Kenaikan harga – harga barang yang diimpor, penambahan penawaran uang yang berlebihan tanpa diikuti oleh pertambahan produksi dan penawaran barang, kekacauan politik dan ekonomi sebagai akibat pemerintah yang kurang bertanggung jawab.

2. Akibat buruknya Inflasi
- salah satu akibat penting Inflasi adalah cenderung menurunkan taraf kemakmuran segolongan besar masyarakat (inflasi biasanya terjadi lebih cepat dari kenaikan upah pekerja), Mengurangi ekspor, dan menaikan impor, memperlambat pertumbuhan ekonomi.

• Ketidakseimbangan Neraca Pembayaran
- Neraca pembayaran adalah suatu ringkasan pembukuan yang menunjukan aliran pembayaran yang dilakukan dari negara – negara lain ke dalam negeri ke negara2 lain dalam satu tahun terntentu.
- Neraca pemabyaran ada kaitannya dengan kegiatan impor dan ekspor

• Kebaikan dan keburukan perekonomian terbuka
- Kebaikan ekspor yaitu : akan memperluas pasar barang buatan dalam negeri dan memungkinkan perusahaan – perusahaan dalam negeri mengembangkan kegiatnnya.
- Kebaikan Impor yaitu dapat memberi sumbangan kepada pertumbuhan ekonomi, dengan membeli mesin – mesin dan bahan mentah.
- Keburukan Impor yaitu konsumen memakai produksiluar negeri dan tidak memakai buatan dalam negeri, akan ada pengangguran modal dalam negeri akan mengalir ke luar negeri dan ketidakseimbangan aliran uang akan terjadi yang mempunyai kecenderungan menurunkan nilau mata uang domestik.

• Efek defisit dalam Neraca pembayaran
- Neraca pembayaran meliputi : penerimaan dari ekspor dan pembayaran untuk impor barang dan jasa, aliran masuk penanam modal asing dan pembayaran penananman modal ke luar negeri, aliran keluar dan masuk modal jangka pendek (mendepositokan uang ke luarnegeri)
- Neraca penting dalam neraca pembayaran adalah neraca perdagangan (menunjukan perimbangan diantara lain pembayaran keluar negeri dan aliran penerimaan dari luar negeri)
- Faktor penting yang menimbulkan masalah ini adalah impor yang terlalu banyak keluar negeri keadaan sebaliknya disebut surflus neraca pembayaran.
- Apabila defisit menimbulkan efek buruk terhadap kegiatan dan kestabilan ekonomi negara yang diakibatkan oleh impor yang berlebih akan menurunkan kegiatan ekonomi dalam negeri karena konsumen lebih suka memakai barang luar negeri dan harga valas akan meningkat dan menyebabkan harga2 barang impor bertambah mahal.

ALAT PENGAMAT PRESTASI KEGIATAN EKONOMI

• Pendapatan Nasional

- data pendataan nasional menggambarkan tingkat produksi negara yang dicapai dalam satu tahun tertentu dan perubahannya dari tahun ke tahun, yaitu untuk melihat tingkat kegiatan ekonomi yang dicapai, perubahan, dan pertumbuhannya dari tahun ke tahun.

• Mengukur prestasi kegiatan ekonomi
- Produk nasional atau pendapatan nasional adalah istilah yang menerangkan tentang nilai barang – barang dan jasa-jasa yang diproduksi suatu negara dalam satu tahun tertentu.

• Tingkat pertumbuhan ekonomi
- Konsep yang lebih spesifik dibedakan menjadi 2 pengertian
a. Produk Nasional Bruto (pnb/gnp) adalah produk nasional yang dihasilkan oleh faktor2 produksi milik warga negaranya didalam negeri dan di negara lain.
b. Produk Domestik Bruto (pdb/gdp) adalah produk nasional yang dihasilkan oleh faktor2 produksi di dalam negeri (milik warga dan orang asing) dalam suatu negara.

• Tingkat pertambahan ekonomi
- data pendapatan nasional dapat pula digunakan untuk menilai prestasi pertumbuhan ekonomi dan menentukan tingkat kemakmuran masyarakat dan perkembangannya
- untuk menentukan tingkat dan pertambahan kemakmuran penduduk perlu dihitung pendpatan perkapita di berbagai tahun

• Tenaga kerja dan pengangguran
- pengangguran dalam suatu negara adalah perbedaan antara angkatan kerja dengan penggunaan tenaga kerja sebenarnya. Angkatan kerja adalah jumlah tenaga kerja yang terdapat dalam suatu perekonomian pada suatu waktu tertentu.
- Untuk menentukan angkatan kerja diperlukan dua info yaitu :

1. Jumlah penduduk usia 15 – 64 tahun penduduk usia kerja
2. Jumlah penduduk usia 15 -64 tahun yang tidak ingin bekerja atau bukan nagkatan kerja (pelajar,mahasiswa, Ibu rumah tangga, dan penganggur sukarela).
- Jumlah angkatan kerja yaitu : jumlah penduduk bukan angkatan kerja, sedangkan perbandingan antara angkatan kerja dengan penduduk usia kerja (dalam %) dinamakan tingkat partisipasi angkatan kerja.
- Tingkat pengangguran (dalam%) yaitu jumlah pengangguran dibandingkan dengan jumlah angkatan kerja.




• Indek Harga dan Tingkat Inflasi
- Indeks harga adalah suatu angka yang menggambarkan sejauh mana harga – harga dalam perekonomian pada satu tahun tertentu telah mengalami perubahan jika dibandingkan dengan tingkat harga pada tahun dasar (tahun yang menjadi dasar perbandingan dalam penentuan indeks harga).
- Indeks harga konsumen menggambarkan kenaikan dan perubahan harga2 barang konsumsi
- Indeks harga produsen menggambarkan kenaikan atau perubahan harga2 barang pada saat barang tsb dijual produsen
- Untuk mengukur tingkat inflasi indeks harga yang selalu digunakan adalanh indeks harga konsumen (CPI) yaitu indeks harga dari barang2 yang selalu digunakan para konsumen.

• Kedudukan Neraca Perdagangan dan Neraca Pembayaran
- Neraca Pembayaran merupakan data yang memberi gambaran tentang lalu lintas perdagangan dan dana dari satu negara ke negara lain dalam satu tahun terntentu. Dua komponen penting dari neraca pembayaran yang perlu diperhatikan adalah neraca perdagangan dan neraca keseluruhan (overall ballance).

1. Neraca Perdagangan dan aliran modal
> neraca perdagangan mencatat semua kegiatan ekspor dan impor dan sejauh mana peranan kegiatan tersebut dalam perekonomian akan terlihat perkembangannya.
> Defisit dalam neraca perdagangan yang disebabkan oleh impor yang melebihi ekspor mengurangi tingkat kegiatan ekonomi di dalam negari dan masalah pengangguran yang lebih serius akan dihadapi dan ketidakpercayaan orang terhadap prospek ekonomi negara tersebut dalam jangka panjang. Sebagai akibatnya modal dalam negri akan mengalir keluar dan modal luar negri tidak akan ditanam di negara tersebut.

2. Neraca Keseluruhan (neraca pembayaran)
> dalam melihat prestasi hubungan ekonomi satu negara dengan negara lain perlu diperhatikan kedudukan keseimbangan keseluruhan, yang dinamakan neraca keseluruhan dari neraca pembayaran
> selain menunjukan data ekspor dan impor dari neraca pembayaran adalah aliran modal jangka pendek dan jangka panjang, aliran modal ini menggambarkan aliran netto (aliran masuk dikurangi aliran keluar) modal asing yang dilakukan ke suatu negara,dengan demikian pada hakikatnya neraca pemabyaran menunjukan perimbangan mutasi – mutasi keuangan dari satu negara lain, perimbangan ini dinamakan neraca keseluruhan.

- Kestabilan Kurs Valuta asing
Ø alat pengukur lain yang selalu digunakan untuk menilai kekuatan suatu ekonomi adalah perbandingan nilai suatu mata uang asing (dolar) dengan nilai mata uang domestik (rupiah) dinamakan kurs valuta asing. Kurs ini akan menunjukan banyaknya uang dalam negeri yang diperlukan untuk membeli satu unit valuta asing tertentu.
Faktor penting yang
Ø mempengaruhi kurs valuta asing adalah neraca keseluruhan kalau defisit cenderung menaikan nilai valas dan sebaliknya kalau surflus dan cadangan valas yang dimiliki negara jumlahnya banyak maka niali valas akan lebih murah.

TUJUAN KEBIJAKAN MAKRO EKONOMI

Menstabilkan kegiatan ekonomi
- pengertian kestabilan ekonomi meliputi tiga hal yaitu :
1. Tingkat penggunaan tenaga kerja penuh atau tinggi
2. tingkat harga – harga tidak menunjukan perubahan yang tinggi
3. terjadi keseimbangan antara ekspor impor dan lalulintas modal dari atau ke luar negeri.

Penggunaan tenaga kerja penuh tanpa inflasi
- apabila suatu masyarakat dapat mencapai tujuan ini, dengans sendirinya tujuan mencapai kestabilan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi yang kuat akan tercapai.

Menghindari masalah inflasi
- inflasi menimbulkan akibat buruk kepada kesejahteraan masyarakat dan kegiatan ekonomi, juga bisa disebabkan ketidakstabilan politik, dalam keadaan ini biasanya tingkat inflasi tinggi dan sukar dikendalikan.


• Mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang kuat
- dua alasan yang menyebabkan suatu negara harus berusaha mencapai pertumbuhan ekonomi yang kuat dalam jangka panjang.
1. menyediakan kesempatan kerja pada tenaga kerja yang harus bertambah.
2. menaikan tingkat kemakmukran masyarakat.

Mengukuhkan Neraca pembayaran dan kas valuta asing
- Neraca pembayaran yang tidak baik akan mengurangi kemampuan suatu negara dalammenghadapi masalah pengaliran dana keluar negeri yang diluar kebiasaan.
- Akibatnya cadangan matauang asing akan merosot dan kurs mata uang asing meningkat. Juga akan menimbulkan efek buruk pada kegiaatn ekonomi dalam negri seperti inflasi. Biaya produksi meningkat (impor) tapi sebaliknya daya beli masyarakat rendah.

Bentuk bentuk kebijakan makro
- kebijakan kebijakan ekonomi yang dijalankan pemerintan untuk mencapai tujuan seperti diatas :

1. Kebijakan Fiskal :
- Kebijakan fiskal adalah usaha pemerintah mempengaruhi kegiatan ekonomi dengan membuat perubahan dalam pengeluarannya dan dalam sistem perpajakan.
- dengan mengurangi pajak pendapatan maka akan menambah kemampuan masyarakat untuk membeli barang dan jasa.

2. Kebijakan Moneter
- Kebijakan moneter adalah langkah pemerintah yang dijalankan melalui bank sentral (BI) untuk mempengaruhi kegiatan perekonomian dengan membuat perubahan dalam penawaran uang dan suku bunga.
- dengan menurunkan suku bunga maka terjadi penambahan penanaman modal.

3. Kebijakan segi pegawai
- adalah langkah pemerintah yang berusaha meningkatkan efiseinsi kegiatan perusahaan2 dan tenaga kerja sehingga produksi nasional dapat ditingkatkan, biaya produksi dikurangkan dan teknologi semakin berkembang.
- salah satu kebijakan segi penawaran adalah kebijakan pendapatan (incomes policy) : langkah pemerintah yang bertujuan mengendalikan tuntutan kenaikan upah yang melebihi kenaikan produktivitas pekerja, ini akan menghindari kenaikan biaya produksi yang berlebihan.

• keseimbangan ekonomi dua sektor (sederhana)
- adalah perekonomian yang terdiri dari sektor rumah tangga dan perusahaan
- Aliran aliran pendapatan ekonomi 2 sektor :
Ø perusahaan menggunakan faktor produksi yang ada di rumahtangga, faktor produksi memperoleh pendapatan berupa haji, sewa, bunga, dan untung.
Sebagian besar pendapatan dipakai untuk konsumsi yaitu membeli barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan
Ø
Sisa pendapatan yang tidak dipakai untuk konsumsi akan ditabung di institusi2 keuangan
Ø
Instistusi keuangan memberikan pinjaman kepada pengusaha
Ø
Pengusaha yang ingin melakukan investasi akan meminjam tabungan rumah tangga yang dihimpun oleh institusi keuangan.
Ø

• Hubungan antara konsumsi dan pendapatan
- ada faktor – faktor yang menentukan tingkat pengeluaran rumah tangga yang terpenting adalah pendapatan rumah tangga, tabel yang menggambarkan hubungan antara konsumsi rumah tangga dan pendapatannya disebut daftar konsumsi, yang pada dasarnya menggambarkan besarnya konsumsi rumahtangga pada tingkat pendapatan yang berubah ubah.

- Ciri – ciri yang digambarkan dalam tabel :
apabila pendapatan rendah maka rumah tangga akan mengorek tabungan
Ø
Ø apabila pendapatan yang diterima mengalami kenaikan biasanya akan mempengaruhi pengeluaran konsumsi yang cenderung naik, tapi pertambahan pendapatan lebih tinggi dari pertambahan konsumsi.
Apabila pendapatan yang diterima tinggi maka rumah tangga akan menabungkan pendapatannya.
Ø

• Kecondongan mengkonsumsi dan menabung
- untuk memahami dengan lebih baik sifat hubungan antara pendapatan disposebel dengan konsumsi dan tabungan terdapat dua konsep penting yaitu :

1. Kecondongan mengkonsumsi
- MPC (marginal) : perbandingan antara pertambahan konsumsi dengan pertambahan pendapatan disposebel.
- APC (averege) : perbandingan antara tingkat konsumsi dengan tingkat pendapatan disposebel C/Yd

2.Kecondongan menabung
- MPS : perbandingan antara pertambahan tabungan dengan pertambahan pendapatan disposebel
- APS : Perbandingan antara tabungan dengan pendapatan disposebel = S/Yd

2. Tujuan Akhir Kebijakan Ekonomi Makro

Tujuan akhir kebijakan ekonomi makro adalah : (1) price level stability, (2) high employment level, (3) long-term economic growth, dan (4) exchange rate stability (Thomas, 1997:448). Empat variabel ekonomi makro inilah yang paling berpengaruh terhadap kehidupan manusia secara keseluruhan, sehingga prilakunya perlu diamati dan dikendalikan. Di bawah ini diuraikan lebih rinci tentang variabel-variabel tersebut.

2.1. Price Level Stability (Stabilitas Tingkat Hara Umum)

Hal-hal yang perlu dijelaskan berkaitan dengan inflasi :

  • Kenapa inflasi perlu dikendalikan
  • Apa penyebab inflasi
  • Bagaimana menghitung inflasi
  • Macam-macam inflasi
  • Dampak inflasi
  • Otoritas moneter dan inflasi
  • Inflation targeting
  • Mekanisme transmisi kebijakan moneter dan inflasi
  • Kurva Phillips dan inflasi
  • Inflasi dan Fisher Equation
  • The cost of inflation
  • Inflasi dan IPM
  • Inflasi dan defisit APBN
  • Pertumbuhan uang beredar, suku bunga dan inflasi

2.2. High Employment Level (Tingginya Tingkat Kesempatan Kerja)

Beberap hal yang perlu dijelaskan berkaitan dengan kesempatan kerja :

  • Peran pemerintah dalam perluasan kesempatan kerja
  • Pendekatan demand dan supply of labor dalam perluasan kesempatan kerja
  • Pemberdayaan masyarakat desa dalam upaya perluasan kesempatan kerja
  • Human capital sebagai upaya efektif perluasan kerja
  • Keuangan negara dan kesempatan kerja
  • Kebijakan ketenagakerjaan
  • Serikat kerja
  • Hubungan industrial
  • Sistem ekonomi dan kesempatan kerja
  • Distribusi pendapatan fungsional dan kesempatan kerja
  • Laju pertumbuhan penduduk dan kesempatan kerja
  • Pandangan terhadap penduduk
  • Elastisitas kesempatan kerja

2.3. Long-Term Economic Growth

Pertumbuhan ekonomi yang ideal adalah : (1) berlangsung terus menerus, (2) disertai dengan terciptanya lapangan kerja, (3) tidak merusak lingkungan, (4) lebih tinggi daripada laju pertumbuhan penduduk, (5) disertai dengan distribusi pendapatan yang adil, (6) kontribusi sektoral yang merata, (7) tidak meninggalkan sektor pertanian, (8) kenaikannya riil, (9) penyumbang terbesar PDB adalah warga domestik, bukan asing, dan lainnya.

Perlu juga dijelaskan hal-hal sebagai berikut :

  • Kenapa laju pertumbuhan ekonomi menjadi tujuan kebijakan ekonomi ?
  • Apa manfaat dihitungnya pendapatan nasional
  • Makna politis dari pendapatan nasional
  • Kinerja ekonomi dan PDB
  • Income percapita
  • Struktur ekonomi
  • Inflasi dan PDB
  • Aggregate supply dan demand

2.4. Exchange Rate Stability

Nilai tukar merupakan nilai uang secara eksternal, yang tinggi rendahnya berdampak pada berbagai aspek ekonomi dan sosial lainnya, misalnya : (1) impor dan ekspor, (2) APBN dan APBD, (3) kesehatan dan pendidikan, (4) transportasi, (5) industri dalam negeri, (6) politik, (7) daya beli masyarakat, (8) dunia perbankan, (9) sektor pertanian, kelautan, peternakan dst, (10) sektor properti , dan sebagainya.

Perlu dijelaskan pula hal-hal sebagai berikut :

  • Nilai tukar nominal dan riil
  • Devaluasi, apresiasi dan depresiasi mata uang domestik terhadap mata uang asing
  • Determinan nilai tukar
  • Cadangan devisa dan nilai tukar
  • Kebijakan nilai tukar
  • Sistem nilai tukar
  • Faktor politik, keamanan dan nilai tukar
  • Mekanisme transmisi kebijakan moneter dan nilai tukar (pass through effect)
  • dll

3. Target Variables dan Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter

Mekanisme transmisi kebijakan moneter merupakan kebijakan yang dilakukan oleh otoritas moneter dalam upaya mempengaruhi kegiatan ekonomi melalui beberapa saluran (channels) (Thomas, 1997:602). Saluran-saluran tersebut yaitu : (1) saluran uang beredar (money channel), (2) saluran kredit, (3) saluran suku bunga, (4) saluran nilai tukar, (5) saluran harga aset, dan (6) saluran ekspektasi inflasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar